http://bandungpedal.blogspot.co.id/

http://bandungpedal.blogspot.co.id/

Rabu, 04 Juli 2018

Ngaprak Kamojang, Menjejal trek cibentang



Pintu masuk trek Cibentang, berada di kawasan PLTU Kamojang

Trek Cibentang sebetulnya sudah lama eksis, dan menjadi trek favorit goweser di Bandung selatan (majalaya, ciparay). Bukan hanya goweser, motor trail juga. Untuk goweser yang tinggal di sekitar kota bandung, trek ini terdengar asing, apalagi untuk goweser yang baru menekuni olah raga sepeda all mountain dalam 3 tahun terakhir. Iseng-iseng buka google, searching keyword “cibentang”, yang muncul adalah cibentang bogor. Jadi sepertinya cibentang adalah nama trek bukan nama suatu tempat yang start-nya dari kawah kamojang dan finish di majalaya. Saya sendiri tahu trek cibentang berasal dari anggota kukurusukan yang berada di grup WA, dimana beberapa orang anggota kukurukan sempet gowes bareng ATOM menjajal trek ini, dan sangat merekomendasikan trek ini terutama buat pecinta turunan.
Awalnya secara spontan Kang Jae mengusulkan untuk menjejal trek ini pada hari sabtu, 30 Juni 2018 dengan cara di loading sampai kawah kamojang. Namun kurangnya peminat dikarekan banyak yang bentrok dengan kegiatan lain akhirnya di batalkan, akhirnya saya dan kang jae memutuskan di grup untuk mencoba menjejal trek cibentang dalam kondisi Buta trek, tidak ada marshal, dan yang paling ekstrim adalah di kawah kamojangnya di gowes donk haha… nekad pisan.
Gowes ke kamojang adalah kali ke-2 buat saya, namun dulu dari jembatan monteng – PLTU kamojang di loading dan tidak sempat untuk naik ke kawah-nya. Sebetulnya saya sudah berfikir terlalu jauh, duh nyampe kawah jam berapa?? Belum nyari trek-nya, belum gowes dari majalaya ke rumah?? Namun kang Jae selalu memberikan motivasi buat dijalankan aja dulu, jangan banyak mikir yang tidak-tidak.

Salah satu spot di sepanjang trek Cibentang

Sabtu, 30 Juni 2018
Start dari rumah jam 5:20, meluncur gowes ke majalaya dengan tikum jalan baru tentunya via sapan. Saya dan kang jae janjian disana. Waktu perjalanan di tempuh kurang lebih 1 jam 50 menit, dari rumah menuju majalaya. Harusnya sih bisa ditempuh dalam waktu 1,5 jam, tapi mengingat perut kosong dan kondisi udara bandung dalam 2 minggu terakhir ini sangat dingin, akhirnya saya mampir dulu beli surabi 2 biji, gowes dambil makan haha. Belum lagi godaan sawah di sapan yang terlihat syahdu di pagi hari, membuat saya berhenti sejenak untuk mengabadikan lewat jepretan camera. Sampai di tikum Alfamart jalan baru jam 7:10 ternyata kang jae sudah sampai duluan dari 20 menit yang lalu. Namun kami tidak buru-buru langsung cabut gowes, kami sarapan dulu kupat tahu singaparna depan alfamart sebagai sarapan pagi.

Suasana pagi hari yang syahdu di Sapan

 Tepat jam 7:30 kami start gowes dari majalaya menuju ke kawah kamojang. Adapun jarak yang akan ditempuh kurang lebih 18km. kami mengambil rute menuju Ibun paseh, dari tikum masuk ke jalan Ibun trek masih relatif datar kurang lebih 6km. dari majalaya sampai warung bandrek ibun, kami disuguhi trek datar aspal kemudian jalan menanjak tapi tanjakan masih relatif sopan, setelahnya siap-siap dengan tanjakan sadis yang bisa membuat dengkul berasap haha. Secara garis besar majalaya – kamojang  ini ada 3 tanjakan sadis. Tanjakan pertama adalah tanjakan panjang ibun, tanjakan terletak tepat setelah warung bandrek Ibun. Biasanaya warung bandrek menjadi pemberhentian pertama goweser sebelum lanjut ke monteng. karakter tanjakannya mirip dengan tanjakan panjang seperti palintang dan tanjakan putus asa warban.  Tanjakannya lurus, setelah sampai ujung tanjakan kemudian belok dan masih nanjak lagi.
Tanjakan Patrol
Kang Jae berhasil melewati tanjakan Patrol

Tanjakan kedua adalah tanjakan patrol. tanjakanya meliuk, beberapa goweser menyarankan untuk mengambil jalur sebelah kanan, untuk mengurangi efek dari tanjakan ini, namun saya tidak merekomendasikan mengingat curamnya tanjakan ini takut jika ada kendaraan yang melintas berlawanan di sebelah kanan. Kiri tetap paling aman. Bisa dibilang tanjakan patrol ini merupakan tanjakan pemanasan sebelum bertemu dengan tanjakan monteng yang legendaris dikalangan para goweser. Setelah melewati tanjakan kedua, kiri – kanan mulai terlihat deretan bukit dan ladang, bahkan juga terlihat jembatan kuning yang menjadi ikon di kamojang ini dari kejauhan. Artinya jaraknya menuju jembatan kuning sudah tidak terlalu jauh, namun harus bersiap dengan tanjakan terakhir.

Dari warung tempat istirahat terlihat penampakan Jembatan Monteng

Tanjakan ke-3 adalah tanjakan monteng yang legendaris sekaligus tanjakan yang paling biadab. Posisi tanjakan, tepat sebelum jembatan kuning. Hamper sama dengan tanjakan patrol yang meliuk, namun tanjakan monteng ini lebih panjang dan lebih curam. Tahun lalu pertama kami ke monteng bisa dibilang gagal karena harus turun dari sepeda di pertengahan tanjakan, namun sekarang Alhamdulillah sudah bisa melewatinya tanpa turun dari sepeda. Sampai di dekat jembatan kuning kami memutuskan istirahat, sekedar untuk buang air di toilet masjid terdekat dan juga meneguk segelas the manis hangat. Dari majalaya sampai ke jembatan kuning menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam, kami sampai di jembatan kuning jam 9.

Jembatan Monteng yang Ikonik
Sekitar 15 menit istirahat di warung dekat jembatan kuning, perjalanan dilanjutkan kembali. Setelah melewati jembatan kuning terlihat tanjakan landai. Disini ilusi optik terjadi, tanjakan yang sepertinya sepertinya landai justru berbanding terbalik dengan kondisi kami ketika mengayuh pedal.

Jalanan terlihat landai, namun marka jalan berwarna kuning berkata sebaliknya
 Pedal terasa sangart berat, gear pun berada paling rendah atau ringan. Tetapi kayuhan tetap masih tetap berat. Kendaraan yang melaju pun terlihat ngeden, artinya memang kondisi tanjakannya curam, hanya saja ilusi optic yang membuat tanjakan disini terlihat landai.

2,5 Km yang melelahkan

Jarak dari jembatan kuning ke PLTU Kamojang hanya sekitar 2,5 namun kami menghabiskan waktu perjalanan lebih dari 1,5 jam. Mungkin efek kelelahan dari mengayuh pedal di tanjakan monteng sebelumnya. Sampai di PLTU jam 11 Siang, kami memutuskan untuk mengisi perut dulu, warung bebek bakar kamojang jadi pilihan kami. Bebek bakar + sambel + lalapan ditambah petey (pete) goreng menjadi menu makan siang kami. Sekalian untuk menunaikan ibadah sholat dzuhur.

Bahan bakar kita, menu bebek bakar
Sambal dan lalabnya Pecahh...!!!!!
Menu bebek bakar menjadi bahan bakar kami untuk terus mengayuh pedal, menuju ke kawah kamojang.
Perjalanan menuju kawah

Dari PLTU ke kawah kamojang di tempuh dengan jarak 1,5km atau kurang lebih setengah jam gowes, dengan kondisi nanjak menyusuri pipa gas.

Garut atau Bandung, sudah perbatasan ini
Pintu masuk kawah: HTM 7K saja

Sampai di kawah jam 1, sempat berbincang dengan penjaga pintu masuk mengenai trek cibentang. Kami pun diberi sedikit petunjuk, bahwa trek berada di sebelah kiri (masuk single trek) sebelum kawah manuk.

Kawah Manuk

Am I cool...???
Komandan Jae terlihat KEREN...!!!!

Kami habiskan waktu sejenak untuk berfoto, makan roti bakar yang dibawa kang jae, dan yang pasti menikmati keindahan di sekitar kawah. Ketika istirahat, terdengar suara gerungan motor trail, mungkin ada sekitar 30 lebih motor masuk ke suatu trek. Kami ambil kesimpulan bahwa jalur tersebutlah yang merupakan jalur trek cibentang, sesuai dengan petunjuk dari penjaga pintu masuk.
Selesai istirahat, setelah tidak terdengar raungan motor trail, kami lanjutkan perjalanan memasuki single trek yang berupa hutan. Kurang lebih 5 menit kami mengayuh pedal, ternyata kami tembus ke jalanan aspal yang merupakan jalanan dari kawasan PLTU kamojang. Agak ragu sih, tapi kami lihat jejak ban motor trail lewat ke sini. Dari jalanan aspal kawasan PLTU, sepedah kami kayuh terus dengan kondisi jalan menanjak, menyusuri pipa gas PLTU yang terletak di sebelah kanan kami.

Penampakan PLTU Kamojang, Ujung jalan aspal sekaligus pintu masuk trek Cibentang

Sampai akhirnya kami sampai di ujung kawasan PLTU, terdapat tanda kawasan berbahaya, jadi sepertinya kawasan ini bukanlah kawasan umum. Namun tidak ada petugas yang berjaga di kawasan ini maupun di sepanjang jalan pipa gas yang kami lalui tadi. Di ujung jalan PLTU terdapat jalan setapak (single trek), akhirnya kami memutuskan untuk melewatinya, sepetinya ini yang dimaksud dengan trek cibentang.

You must try this track...!!! Ajibbb... trek pasir vulkaniknya mantab, dikelilingi vegetasi rimbun dan turunan yang meliuk-liuk
Melewati sedikit jalur air
Ada turunan terjalnya juga... Ngeper, turun TTB aja
Sumpah disini view nya Juara!!!!

Sepanjang trek ini jalan terus menurun, dengan kondisi jalan dipenuhi dengan pasir vulkanik sehingga apabila hujan dapat dipastikan ban tidak akan menjadi donat. Kurang lebih setengah jam kami menikmati trek ini, kondisi trek yang belum pernah saya sebelumnya. Sampai akhirnya kami sampai di suatu padang luas, dimana tidak terdapat pepohonan hanya rumput ilalang yang terlihat. Dari sini, majalaya dapat terlihat. Bertemu dengan salah seorang warga, sedikit berbincang mengenai jalan keluar dari trek ini. Tidak banyak persimpangan, kita hanya harus mengikuti trek ini. Lelah kami terbayar, lelah-lelah menapaki tanjakan-tanjakan curam selama perjalanan terbayar dengan kenikmatan menjajal trek pasir vulkanik ini serta pemandangan yang menakjubkan.

Meet up dengan penduduk lokal
Love this track
Masih On the track!!!!

Selepas trek pasir vulkanik, masuk ke jalan makadam. Di ujung jalan terdapat pertigaan, kami memutuskan belok kanan mengikuti jejak ban motor. Namun ternyata rute yang kami pilih ini jalannya semakin makadam.

Salah jalan, malah dominan makadam dengan kondisi batu-batu lepas

Sepertinya kami keliru mengambil rute, tidak seperti yang diceritakan oleh kang ule kukurusukan. Di ujung jalan makam ini, kami cukup kaget ternyata rute yang kami lalui tembus ke Dano Leles. Rute makadam yang pernah kami lalui ketika gowes ke curug ciharus. Dari persimpangan Dano, kami masih harus melewati jalan berbatu parah, dulu kami harus TTB melewatinya karena kondisinya menanjak, sekarang kebalikannya menurun. Alhamdulillah gak banyak TTB, namun kehati-hatian tetap menjadi prioritas bagi kami. Setelah setengah jam melewati jalan makadam dari Dano, tiba kami di jalan aspal mulus.

Puncak Dano perbatasan Leles dan Kabupaten Bandung
Dari sini kami meluncur menuju majalaya dan sampai di majalaya jam 3 sore. Waktunya Sholat Ashar, kami memutuskan untuk berhenti, beristirahat dan menunaikan ibadah terlebih dulu. Sekitar jam 4, perjalanan kami lanjutkan untuk pulang. 2 jam perjalanan menyusuri sapan – gedebage – ujung berung. Kami berpisah di ujung berung, kang jae melajutkan perjalanan ke rumahnya di green valley ujung berung, sedangkan saya melanjutkan pulang ke arah cicaheum. Sampai rumah jam 6, Alhamdulillah perjalanan lancar dan selamat.

Pelajaran yang diambil, yakin dengan tujuan, selalu berfikir positif dan jangan takut untuk mencoba...
Setidaknya jadi pengalaman untuk gowes selanjutnya :) 

1 komentar:

Ngaprak Kamojang, Menjejal trek cibentang

Pintu masuk trek Cibentang, berada di kawasan PLTU Kamojang Trek Cibentang sebetulnya sudah lama eksis, dan menjadi trek favorit g...